Minggu, 30 Januari 2011

Intip "Kota Klasik" Kerajaan Majapahit

Apa yang terlintas dibenakmu ketika ditanya tentang Kerajaan Majapahit? Wati (35 tahun) menjawab lantang. "Mahapatih Gajah Mada dengan sumpah palapanya". Ketika ditanya lagi, benarkah kerajaan itu ada atau rekaan semata? Pegawai Negeri Sipil itu cuma menggelengkan kepala.
Begitulah jawaban Wati, ibu satu anak ketika ditanya seputar Kerajaan Majapahit oleh pemadu wisata, saat berada di Situs Trowulan, Jawa Timur, siang itu. Sosok Gajah Mada dengan sumpah palapanya begitu kuat melekat dan ternyata itu benar.
Tapi anehnya jawaban kedua dia justru meragukan keberadaan Kerajaan Majapahit yang telah membesarkan nama Gajah Mada.

Keraguan Wati tentang kebenaran keberadaan Kerajaan Majapahit itu, bisa jadi karena dia cuma mendapatkan informasi dari mata pelajaran sejarah sewaktu duduk di bangku Sekolah Dasar. Itupun belasan tahun lalu. "Waktu di SD kan cuma menghapal doang, nggak pernah sama sekali melihat langsung sisa-sisa peninggalan kerajaan itu. Jadi antara yakin dan tidak yakin," ujarnya.

Menurut Wati, ketidakyakinan akan keberadaan benda bersejarah juga pernah dialaminya sewaktu mempelajari Candi Borobudur di SD. Karena cuma membaca dari buku ditambah penjelasan guru sejarah, dia mengku belum yakin seratus persen akan keberadaan candi tersebut. Tapi setelah lulus SMA berkunjung langsung ke Candi Borobudur, dia baru benar-benar percaya.

Sejak itulah dia berusaha mengunjungi peninggalan bersejarah, terutama di Jawa yang pernah diketahuinya dari bangku sekolah dan kuliah untuk meyakinkan dirinya. Menurutnya melihat langsung benda bersejarah, baik yang masih utuh maupun puing-puingnya saja, itu lebih menarik dibanding cuma menghapal teks buku. "Dengan melihat obyeknya langsung, saya jadi dapat gambaran nyata kondisinya sekarang, bukan cuma khayalan. Harusnya cara seperti inilah yang diterapkan sekolah agar para siswa lebih mengenal dan mencintai benda-benda bersejarah hingga memupuk kesadaran untuk menjaganya," terangnya.

Setelah melihat langsung Situs Trowulan dan mendengar penjelasan dari pemandu wisata bahwa situs tersebut merupakan kota klasik bekas Kerajaan Majapahit, perempuan yang nampak selalu ceria itu baru yakin bahwa Kerajaan Majapahit itu, benar-benar pernah ada dan berjaya di Pulau Jawa dan pengaruhnya sampai Asia Tenggara.

Bukan cuma Wati, beberapa peserta press tour yang diselengarakan Direktorat Jenderal Sejarah & Purbakala (Sepur), Depbudpar awal November lalu juga ada yang 'surprise' setelah melihat dengan mata kepala sendiri bermacam benda temuan arkeolog berupa tembikar, wadah logam, miniatur bangunan, kolam air, beragam arca dan candi peninggalan kerajaan tersebut.

Kegiatan press tour yang diikuti sejumlah media cetak dan elektronik nasional maupun lokal itu sekaligus meliput acara peletakan batu pertama pembangunan Pusat Informasi Majapahit (PIM) yang diresmikan oleh Menbudpar Jero Wacik, didampingi Dirjen Sepur Hari Untoro Drajat (3/11).

Menurut Jero Wacik tujuan pembangunan PIM ini bukan sekadar membangun nostalgia berupa citra kebesaran banga kita di masa lampau. "Pembangunan PIM ini adalah salah satu bentuk upaya pelesatrian peninggalan Kerajaan Majapahit yang dulu penah ada, agar dapat dinikmati masyarakat sebagai wahana pendidikan dan wisata," jelas Jero.

0 komentar:

Posting Komentar

SEIPARING TV ONLINE MULTI CAHANNEL 1. EMBED TV ONLINE UKURAN SEDANG
2. EMBED TV ONLINE UKURANG POSTINGAN BLOG SEMPIT/TIDAK LEBAR
www.seiparing-tv.co.cc atau www.hantatar-danger.blogspot.com (Khusus dipasang di blog lain)
 
Copyright © Guesty Vivi. All rights reserved.
Blogger template created by Templates Block | Start My Salary
Designed by Santhosh